.

.
"The stars shall fade away, the sun himself grow dim with age, and nature sink in years, but thou shalt flourish in immortal youth."

Thursday, December 1, 2011

THE PASSION OF DIKKA VEGA

Interview with Dikka Vega by Rukii Naraya


“Banyak sekali yang bisa dibicarakan tentang kota dimana kita tinggal sekarang. Los Angeles kota besar penuh dengan kesibukan”.
“Di sini terkenal juga dengan macetnya, tetapi masih teratur”.
“Enaknya lagi di sini, banyak pilihan untuk melepas stres ataupun berkreasi”
“Ada gunung, pantai yang indah dan pastinya tempat hip di Hollywood dan sekitarnya”.
Mereka bercerita tentang kota di mana mereka sekarang tinggal dan berproses bersama. Mereka adalah sepasang suami istri yang sama sama mencintai dunia art, fashion dan photography. Tinggal di Los Angeles, CA, bekerja bersama dalam dunia fashion photography dengan nama Dikka Vega.


Dikka lahir di Bandung. Waktu umur 16 thn Dikka sudah mulai menyukai fotografi dan sejak saat itu kamera tidak pernah lepas dari tangannya. Sekolah di SMAN 34, Pondok Labu dan kuliah di Art Institute of Houston, Houston, Texas. Seni ada di darah Dikka. Sejak kecil Dikka sering mengikuti lomba-lomba lukis dan juara. Bermain musik saat SMP, dan menjadi ketua klub fotografi di SMA-nya.

Vega lahir di Jakarta. Waktu kecil Vega memang suka memadu padankan baju dan aksesoris, sering sekali Vega dimintai pendapat oleh kakak-kakaknya dalam hal padu-padan ini
“Aku sering dipercaya sebagai "Fashion advisor" dalam keluarga” ujarnya.
Vega sekolah di SMAN 82, Jakarta dan kuliah diUniversitas Pelita Harapan, Karawaci-Tanggerang. Dia mengenal dunia seni sekitar umur 7 tahun. Saat itu Vega sering ikut mamanya yang bekerja sebagai Antropolog meneliti masyarakat kebudayaan Indonesia. Dari situ Vega sering menemukan keunikan-keunikan kesenian dari beragam budaya. Kemudian Vega mulai sedikit tahu dunia fotografi saat dia bekerja sebagai Fashion stylist ELLE Indonesia yaitu pada tahun 2007. Dan makin mendalaminya sejak menikah dengan Dikka. 

“Ceritakan tentang Dikka Vega”, kataku.
“Sebelum kita menikah kita pernah bekerja masing-masing, dulu Vega pernah bekerja menjadi stylist di majalah ELLE Indonesia dan pastinya disitu Vega bekerjasama dengan banyak fashion photographer
“Saya, memang sudah tertarik dengan fashion photography, tapi sebelumnya saya lebih banyak melakukan pekerjaan fotografi diluar fashion”
“Kemudian kita menikah, dan sejak saat itu kita sering membicarakan satu topik yang sama-sama kita sukai seperti fashion, style, fashion photography
“Dari situ muncul banyak ide-ide dari kita berdua mengenai fashion photography. Disini pula muncul pikiran kenapa kita tidak membuat fashion photography dengan style kita, disinilah muncul Dikka Vega pada September 2011”


“Fashion is Trend” Vega menjelaskan lebih dalam tentang apa yang mereka kerjakan bersama.
“Dua kali dalam setahun Ada New York Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week dan Milan Fashion Week. Para designers memamerkan koleksi-koleksi mereka sesuai dengan tema musimnya, itulah trend”
“Tapi bagi kita fashion itu adalah sesuatu agar kita tetap up to date dan setidaknya tahu apa yang sedang in
“Menurut kita yang lebih penting adalah menciptakan STYLE, tanpa harus membeli barang-barang para designer kita juga bisa terlihat gaya.”
Style memang tidak bisa dibuat-buat, bagi beberapa orang sudah ada yang memiliki style dari sananya, natural. Tapi itulah guna ada fashion stylist, memberi sedikit sentuhan sana sini hingga berubah menjadi sesuatu yang menarik.
Styling bagiku menyenangkan karena disitulah otak ditantang untuk berkreasi menampilkan satu look yang menarik. Memadu padankan items seperti misalkan celana, sepatu, baju dan aksesoris tanpa terikat dengan "aturan-aturan fashion" tapi tetap harus disesuaikan dengan keadaan”
“Nah, kita menggabungkan art dan fashion, dan menuangkannya ke dalam karya-karya kita. Vega memberi sentuhan art dalam styling-nya, seperti foto Meghan moobery, Vega membuat head dress berbentuk crown dan memadu padakan dengan baju-baju. Dikka memiliki bakat seni dan kreatifitas yang tinggi dalam fotografi seperti pemilihan tempat dan angle sampai pada proses pengeditan foto. dan disitulah muncul karya Dikka Vega sepenuhnya,”

Mereka benar-benar pasangan yang kompak, saling timpal menimpalkan cerita. Menyenangkan sekali bertemu dengan mereka.


“Apa yang menarik dalam proses kalian berkarya?“
“Banyak hal yang menarik yang pernah kita alami, kebanyakan sih senang tapi ada juga yang menyedihkan seperti misal saat kita melakukan photo shoot di atap abandoned building dan setelah susah payah memanjat atap yang memang tidak ada tangganya kemudian baru beberapa shoot turun hujan deras tiba-tiba.”

“Hal yang sangat menyenangkan adalah ketika kita baru saja pindah LA, dan dapat tawaran untuk foto Sophia Latjuba yang memang sekarang tinggal di LA, untuk edisi ulang tahun majalah ELLE. Senang rasanya karena kita bisa melakukan shoot untuk majalah di negara kita sendiri di negeri orang.” 

“Selama ini, karya kalian yang paling berpengaruh?”
“Setiap karya memiliki kekuatannya masing-masing dan pastinya mempengaruhi kita untuk terus berkreasi, tidak pernah berhenti disitu saja. Tapi sejak kita tinggal di LA, pengaruh besar yang sangat kita rasakan dan kita sukuri adalah karya kita semakin dilihat orang, terutama di mata Indonesia, padahal Dikka Vega belum pernah berkreasi di negara kita sendiri yang amat sangat kita inginkan”

“Apa rasanya ketika berkarya?”
“Rasanya bahagia kalo bisa berkreasi bersama untuk menciptakan satu karya”

“Apa yang ingin kalian sampaikan lewat Dikka Vega?”
“Cukup simple, melalui karya-karya yang Dikka Vega, kita hanya ingin menyampaikan bahwa enjoy aja hidup ini, hidup di dunia hanya sementara, dan dunia ini luas dan indah. Kebetulan kita sedang berada di negara orang dan kita ingin membagi keindahan kepada mata di luar sana untuk enjoy aja apa yang kita tampilkan dari karya-karya kita.” 




2011 

2 comments: