“Banyak sekali yang
bisa dibicarakan tentang kota dimana kita tinggal sekarang. Los Angeles kota besar penuh dengan kesibukan”.
“Di sini terkenal juga
dengan macetnya, tetapi masih teratur”.
“Enaknya lagi di sini,
banyak pilihan untuk melepas stres ataupun berkreasi”
“Ada gunung, pantai
yang indah dan pastinya tempat hip di Hollywood dan sekitarnya”.
Mereka bercerita
tentang kota di mana mereka sekarang tinggal dan berproses bersama. Mereka adalah
sepasang suami istri yang sama sama mencintai dunia art, fashion dan photography. Tinggal di Los Angeles, CA,
bekerja bersama dalam dunia fashion
photography dengan nama Dikka Vega.
Dikka lahir di Bandung. Waktu umur 16 thn Dikka sudah mulai menyukai fotografi dan sejak saat itu kamera tidak pernah lepas dari tangannya. Sekolah di SMAN 34, Pondok Labu dan kuliah di Art Institute of Houston, Houston, Texas. Seni ada di darah Dikka. Sejak kecil Dikka sering mengikuti lomba-lomba lukis dan juara. Bermain musik saat SMP, dan menjadi ketua klub fotografi di SMA-nya.
Vega lahir di Jakarta.
Waktu kecil Vega memang suka memadu padankan baju dan aksesoris, sering sekali
Vega dimintai pendapat oleh kakak-kakaknya dalam hal padu-padan ini
“Aku sering dipercaya
sebagai "Fashion advisor" dalam
keluarga” ujarnya.
Vega sekolah di SMAN
82, Jakarta dan kuliah diUniversitas Pelita Harapan, Karawaci-Tanggerang. Dia mengenal dunia seni sekitar umur 7
tahun. Saat itu Vega sering ikut mamanya yang bekerja sebagai Antropolog
meneliti masyarakat kebudayaan Indonesia.
Dari situ Vega sering menemukan keunikan-keunikan kesenian dari beragam budaya.
Kemudian Vega mulai sedikit tahu dunia fotografi saat dia bekerja sebagai
Fashion stylist ELLE Indonesia yaitu pada tahun 2007. Dan makin mendalaminya
sejak menikah dengan Dikka.
“Ceritakan tentang Dikka
Vega”, kataku.
“Sebelum kita menikah
kita pernah bekerja masing-masing, dulu Vega pernah bekerja menjadi stylist di majalah ELLE Indonesia dan
pastinya disitu Vega bekerjasama dengan banyak fashion photographer”
“Saya, memang sudah
tertarik dengan fashion photography,
tapi sebelumnya saya lebih banyak melakukan pekerjaan fotografi diluar fashion”
“Kemudian kita menikah,
dan sejak saat itu kita sering membicarakan satu topik yang sama-sama kita
sukai seperti fashion, style, fashion photography”
“Dari situ muncul
banyak ide-ide dari kita berdua mengenai fashion
photography. Disini pula muncul pikiran kenapa kita tidak membuat fashion photography dengan style kita, disinilah muncul Dikka Vega
pada September
2011”
“Fashion is Trend”
Vega menjelaskan lebih dalam tentang apa yang mereka kerjakan bersama.
“Dua kali dalam
setahun Ada New York Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week dan Milan Fashion
Week. Para designers memamerkan koleksi-koleksi mereka sesuai dengan tema
musimnya, itulah trend”
“Tapi bagi kita fashion itu adalah sesuatu agar kita
tetap up to date dan setidaknya tahu
apa yang sedang in”
“Menurut kita yang
lebih penting adalah menciptakan STYLE, tanpa harus membeli barang-barang para designer kita juga bisa terlihat gaya.”
“Style memang tidak bisa dibuat-buat, bagi beberapa orang sudah ada
yang memiliki style dari sananya,
natural. Tapi itulah guna ada fashion
stylist, memberi sedikit sentuhan sana sini hingga berubah menjadi sesuatu
yang menarik.
“Styling bagiku menyenangkan karena disitulah otak ditantang untuk
berkreasi menampilkan satu look yang
menarik. Memadu padankan items seperti misalkan celana, sepatu, baju dan
aksesoris tanpa terikat dengan "aturan-aturan fashion" tapi tetap harus
disesuaikan dengan keadaan”
“Nah, kita menggabungkan
art dan fashion, dan menuangkannya ke dalam karya-karya kita. Vega memberi
sentuhan art dalam styling-nya, seperti foto Meghan moobery, Vega membuat head
dress berbentuk crown dan memadu padakan dengan baju-baju. Dikka memiliki bakat
seni dan kreatifitas yang tinggi dalam fotografi seperti pemilihan tempat dan angle sampai pada proses pengeditan
foto. dan disitulah muncul karya Dikka Vega sepenuhnya,”
Mereka benar-benar
pasangan yang kompak, saling timpal menimpalkan cerita. Menyenangkan sekali
bertemu dengan mereka.
“Apa yang menarik
dalam proses kalian berkarya?“
“Banyak hal yang
menarik yang pernah kita alami, kebanyakan sih senang tapi ada juga yang
menyedihkan seperti misal saat kita melakukan photo shoot di atap abandoned
building dan setelah susah payah memanjat atap yang memang tidak ada
tangganya kemudian baru beberapa shoot turun hujan deras tiba-tiba.”
“Hal yang sangat
menyenangkan adalah ketika kita baru saja pindah LA, dan dapat tawaran untuk
foto Sophia Latjuba yang memang sekarang tinggal di LA, untuk edisi ulang tahun
majalah ELLE. Senang rasanya karena kita bisa melakukan shoot untuk majalah di
negara kita sendiri di negeri orang.”
“Selama ini, karya
kalian yang paling berpengaruh?”
“Setiap karya memiliki
kekuatannya masing-masing dan pastinya mempengaruhi kita untuk terus berkreasi,
tidak pernah berhenti disitu saja. Tapi sejak kita tinggal di LA, pengaruh
besar yang sangat kita rasakan dan kita sukuri adalah karya kita semakin
dilihat orang, terutama di mata Indonesia, padahal Dikka Vega belum pernah
berkreasi di negara kita sendiri yang amat sangat kita inginkan”
“Apa rasanya ketika berkarya?”
“Rasanya bahagia kalo
bisa berkreasi bersama untuk menciptakan satu karya”
“Apa yang ingin kalian
sampaikan lewat Dikka Vega?”
“Cukup simple, melalui
karya-karya yang Dikka Vega, kita hanya ingin menyampaikan bahwa enjoy aja hidup ini, hidup di dunia
hanya sementara, dan dunia ini luas dan indah. Kebetulan kita sedang berada di negara orang dan kita ingin membagi keindahan kepada mata di luar sana untuk enjoy aja apa yang kita tampilkan dari karya-karya kita.”
2011
Big <3 for dikka vega :)
ReplyDeletethank you Sandra! :)
ReplyDelete