Jumat, 16 Maret
2012 IFI dipenuhi dengan orang-orang dari berbagai kalangan. Saya yang tepat
datang pukul tujuh rupanya belum terlambat mengingat acara dimulai pukul 18.30.
Setelah semua pembicara lengkap, diskusi dibuka dengan berbagai cerita dari
teman-teman C2O Library tentang DIY Report: A Note on Progress ini. Sebuah publikasi
dan dokumentasi acara pasca DIY Report 2011 kemarin, dengan agenda peluncuran
print dan web DIY Report sendiri. Dipandu dengan Ayos Purwoaji, diskusi ini
berlangsung dengan atmosfir yang positif karena tidak hanya pembicara saya yang
berbicara tetapi juga para pengunjung.
Selanjutnya cerita dari Alek Kowalski terhadap ketertarikannya dan sang istri terhadap public space di Surabaya yang sangat banyak dan beragam namun susah untuk digunakan. ORE akhirnya berdiri menjadi sebuah store yang tidak hanya sekedar toko yang menjual baju tetapi sebagai store yang memiliki sistem give back. Artinya, setiap customer ORE memiliki hak untuk menggunakan ORE sebagai tempat untuk menyelenggarakan apapun, seperti pameran atau acara musik. “Karena menurut kami, setiap customer yang datang ke ORE juga memiliki hak terhadap ORE, tidak hanya sekedar datang saja. Dia punya hak untuk menggunakan ORE”, jelas Alek.
Setelah Alek Kowalski, kedatangan salah satu teman bernama Iman Christian yang bekerja di Bappeko membuat diskusi semakin menarik karena adanya staff pemerintah yang ikut duduk bersama di diskusi tentang desain ini. Berbicara tentang tata kota dan ruang publik, Iman menceritakan bagaimana pemerintah sekarang sudah mulai menyediakan ruang untuk teman-teman yang memiliki karya seni. “Taman Ekspresi misalnya, salah satu public space yang menampung karya-karya anak muda.”
Menurut Iman,
saat ini pemerintah telah menyediakan wadah hanya saja pemerintah kurang akses
untuk merambah komunitas-komunitas desain yang menampung karya anak muda di
Surabaya.
Dua pembicara
terakhir, Hermawan Dasmanto dan Obed Bima Wicandra tidak bercerita terlalu
banyak. Waktu yang terbatas, membuat cerita dari kedua teman ini sedikit
singkat. Hermawan Dasmanto dari ARA Studio membawa cerita dari hasil jelajahnya
di Bandung. Mengingat sebelumnya diskusi sebelumnya sedikit memanas karena
membahas pemerintah, Hermawan bercerita tentang Keukeun. Sebuah acara di Bandung yang mendapatkan apresiasi luar
biasa dari pemerintah Bandung. “Padahal Keukeun
itu buatan anak-anak muda Bandung yang mau merayakan infrastruktur kota Bandung
yang rusak.”
Dengan terus
melanjutkan adanya acara-acara yang menampung minat desain di Surabaya,
Hermawan rasa Surabaya mampu berkembang dan menjadi salah satu kota yang patutu
diperhitungkan antusias anak mudanya terhadap desain, sama seperti kota-kota
lain seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Obed Bima
Wicandra dari Komunitas Tiada Ruang yang juga seorang desain DKV UK Petra
banyak berbicara tentang pentingnya dokumentasi. Bahwa bagaimana dokumentasi
terus membantu kita, anak muda mempelajari setiap kekurangan-kekurangan dari
generasi-generasi sebelumnya. Obed sendiri optimis bahwa Surabaya mampu menjadi
kota kreatif sama seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. “Kalau orang bilang
Surabaya nggak mungkin bisa jadi kaya Jakarta, Bandung atau Jogja karena
sejarahnya beda, saya nggak setuju. Sejarah itu ada karena kita yang buat.”
Surabaya sebagai salah satu kota yang memiliki anak muda dengan antusiasme terhadap desain yang cukup tinggi sangatlah lucu bila tidak berada dalam daftar kota yang dipersiapkan menjadi kota kreatif. Kota besar yang akrab dengan sebutan “kota dagang”, “kota keras”, membuat banyak orang berpendapat bahwa dengan segala bentuk kreatifitas yang tidak berhubungan dengan industri maka tidak akan mendapatkan ruang. DIY Report yang diselenggarakan C2O Library menjadi salah satu bentuk kepedulian mereka terhadap isu-isu ini.
Selain itu, respon
positif yang didapat dari DIY Report 2011 kemarin, membuat C2O Library
mengadakan DIY Report: A Note on Progress ini sebagai bentuk dari dokumentasi
arsip DIY Report 2011 kemarin. Harapannya, dengan adanya dokumentasi dalam
bentuk buku cetak dan web ini, diskusi pada bulan Oktober 2012 mendatang akan
semakin menarik dengan adanya permasalahan-permasalahan yang semakin jelas
untuk didiskusikan serta dicari jalan keluarnya.
No comments:
Post a Comment