.

.
"The stars shall fade away, the sun himself grow dim with age, and nature sink in years, but thou shalt flourish in immortal youth."

Saturday, March 17, 2012

DIY REPORT: A NOTE ON PROGRESS

Article by Devina Martha Safira, Photo by Dista Maria Zefanya


Jumat, 16 Maret 2012 IFI dipenuhi dengan orang-orang dari berbagai kalangan. Saya yang tepat datang pukul tujuh rupanya belum terlambat mengingat acara dimulai pukul 18.30. Setelah semua pembicara lengkap, diskusi dibuka dengan berbagai cerita dari teman-teman C2O Library tentang DIY Report: A Note on Progress ini. Sebuah publikasi dan dokumentasi acara pasca DIY Report 2011 kemarin, dengan agenda peluncuran print dan web DIY Report sendiri. Dipandu dengan Ayos Purwoaji, diskusi ini berlangsung dengan atmosfir yang positif karena tidak hanya pembicara saya yang berbicara tetapi juga para pengunjung.




Selanjutnya cerita dari Alek Kowalski terhadap ketertarikannya dan sang istri terhadap public space di Surabaya yang sangat banyak dan beragam namun susah untuk digunakan. ORE akhirnya berdiri menjadi sebuah store yang tidak hanya sekedar toko yang menjual baju tetapi sebagai store yang memiliki sistem give back. Artinya, setiap customer ORE memiliki hak untuk menggunakan ORE sebagai tempat untuk menyelenggarakan apapun, seperti pameran atau acara musik. “Karena menurut kami, setiap customer yang datang ke ORE juga memiliki hak terhadap ORE, tidak hanya sekedar datang saja. Dia punya hak untuk menggunakan ORE”, jelas Alek.





Setelah Alek Kowalski, kedatangan salah satu teman bernama Iman Christian yang bekerja di Bappeko membuat diskusi semakin menarik karena adanya staff pemerintah yang ikut duduk bersama di diskusi tentang desain ini. Berbicara tentang tata kota dan ruang publik, Iman menceritakan bagaimana pemerintah sekarang sudah mulai menyediakan ruang untuk teman-teman yang memiliki karya seni. “Taman Ekspresi misalnya, salah satu public space yang menampung karya-karya anak  muda.”



Menurut Iman, saat ini pemerintah telah menyediakan wadah hanya saja pemerintah kurang akses untuk merambah komunitas-komunitas desain yang menampung karya anak muda di Surabaya.
Dua pembicara terakhir, Hermawan Dasmanto dan Obed Bima Wicandra tidak bercerita terlalu banyak. Waktu yang terbatas, membuat cerita dari kedua teman ini sedikit singkat. Hermawan Dasmanto dari ARA Studio membawa cerita dari hasil jelajahnya di Bandung. Mengingat sebelumnya diskusi sebelumnya sedikit memanas karena membahas pemerintah, Hermawan bercerita tentang Keukeun. Sebuah acara di Bandung yang mendapatkan apresiasi luar biasa dari pemerintah Bandung. “Padahal Keukeun itu buatan anak-anak muda Bandung yang mau merayakan infrastruktur kota Bandung yang rusak.”

Dengan terus melanjutkan adanya acara-acara yang menampung minat desain di Surabaya, Hermawan rasa Surabaya mampu berkembang dan menjadi salah satu kota yang patutu diperhitungkan antusias anak mudanya terhadap desain, sama seperti kota-kota lain seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Obed Bima Wicandra dari Komunitas Tiada Ruang yang juga seorang desain DKV UK Petra banyak berbicara tentang pentingnya dokumentasi. Bahwa bagaimana dokumentasi terus membantu kita, anak muda mempelajari setiap kekurangan-kekurangan dari generasi-generasi sebelumnya. Obed sendiri optimis bahwa Surabaya mampu menjadi kota kreatif sama seperti Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. “Kalau orang bilang Surabaya nggak mungkin bisa jadi kaya Jakarta, Bandung atau Jogja karena sejarahnya beda, saya nggak setuju. Sejarah itu ada karena kita yang buat.”







Surabaya sebagai salah satu kota yang memiliki anak muda dengan antusiasme terhadap desain yang cukup tinggi sangatlah lucu bila tidak berada dalam daftar kota yang dipersiapkan menjadi kota kreatif. Kota besar yang akrab dengan sebutan “kota dagang”, “kota keras”, membuat banyak orang berpendapat bahwa dengan segala bentuk kreatifitas yang tidak berhubungan dengan industri maka tidak akan mendapatkan ruang. DIY Report yang diselenggarakan C2O Library menjadi salah satu bentuk kepedulian mereka terhadap isu-isu ini.

Selain itu, respon positif yang didapat dari DIY Report 2011 kemarin, membuat C2O Library mengadakan DIY Report: A Note on Progress ini sebagai bentuk dari dokumentasi arsip DIY Report 2011 kemarin. Harapannya, dengan adanya dokumentasi dalam bentuk buku cetak dan web ini, diskusi pada bulan Oktober 2012 mendatang akan semakin menarik dengan adanya permasalahan-permasalahan yang semakin jelas untuk didiskusikan serta dicari jalan keluarnya.

No comments:

Post a Comment