.

.
"The stars shall fade away, the sun himself grow dim with age, and nature sink in years, but thou shalt flourish in immortal youth."

Friday, October 21, 2011

KEDAI 1001 MIMPI | VALIANT BUDI


Interview by: Fadhly Muhammad


Selamat buat buku barunya "Kedai 1001 Mimpi", can you tell us a liitle bit about this book?
Thanks!
 
Kedai 1001 Mimpi merupakan catatan perjalanan saya sebagai TKI selama mengembara di kota
 Dammam, Dahran, Alkhobar dan Riyadh (Saudi Arabia).

Apa yang menginspirasikan lo untuk nulis + travel? Dan kenapa Timur Tengah?
Niat awalnya, gue pengen bikin buku seputar food & travel bernuansa timur tengah. Untuk merealisasikannya, gue daftar jadi barista di salah satu kedai kopi internasional. Ternyata apa yang terjadi kemudian, perjalanan gak semulus yang gue rencanain, Dimulai ketika diberikan kontrak berbahasa Arab gundul yang tentu gue gak ngerti, terus tiba-tiba aja paspor ditahan. Akhirnya rencana tinggal 3 bulan jadi 15 bulan aja.


Baru - baru ini ada hukuman mati buat TKI di Timur Tengah, apa tanggapan lo mengenai berita ini? 
Sangat terpukul. Denger rekan TKI ditabok aja pipi gue langsung berasa pegel, apalagi ada yang lehernya dipenggal?
 
Saya iri sama kedubes Filipina yang sering menggagalkan hukuman pancung buat warga negaranya. Saya harap kedubes kita bisa cepat tanggap seperti itu.                            
 

Uraikan pengalaman lo travelling di Timur Tengah dalam 3 kata

Panas Luar Dalam!
 

Gimana lo melihat
 Indonesia setelah perjalanan lo di Timur Tengah?
Berbeda 180 derajat. Mungkin 270 derajat.  Setelah apa yang saya alami di sana, setiap langkah di sini adalah berkah. Semua kebusukan
 Negara kita bisa ditemui di Negara lain, tapi keindahan Indonesia belum tentu ada di Negara lain. 

Siapa penulis favorit lo dari generasi sekarang dan kenapa?
Semua penulis yang tergabung dalam buku The Journeys.
 Itu alasan utama juga kenapa saya antusias gabung ? Dewi Lestari juga, sering bikin gue jatuh cinta.

Apa saran lo buat penulis - penulis muda yang baru akan terjun ke dunia tulis menulis?
Jangan takut mengekspresikan diri semaksimal mungkin. Dengarkan kritik membangun. Tutup telinga untuk kritik menjatuhkan. Jangan kalah oleh penolakan,tapi sebaliknya; mengolah penolakan jadi kemenangan.

Chapter mana yang paling memorable ketika lo tulis? Pas lebaran, di momen yang wajib saling memaafkan, gue malah berantem sama pelanggan. Itu titik terdidih gue di sana.
 

Apa hal pertama yang lo lakukan ketika kembali ke Jakarta?
Sujud sukur dan mandi besar.
 

Lo udah pernah jadi broadcaster, editor, creative program director, pengisi suara iklan, barista, penulis, what's next?
Sekarang lagi belajar jadi penulis lagu dan glass painter. Wish me luck!


No comments:

Post a Comment